Bos Facebook Jual Saham Rp 1,2 Triliun untuk Amal

Mark Zuckerberg, pendiri sekaligus CEO Facebook, kembali membuktikan janjinya sebagai seorang filantropi. Ia baru saja menjual saham Facebook senilai 95 juta dollar AS atau sekitar Rp 1,2 triliun untuk lembaga sosial Chan Zuckerberg Initiative.

Lembaga itu didirikan oleh Zuckerberg bersama sang istri, Priscilla Chan, dengan tujuan untuk mengembangkan potensi generasi muda.

Kabar penjualan saham tersebut diketahui dari dokumen penjualan yang dipublikasi Facebook. Dari dokumen penjualan itu, diketahui saham Facebook milik Zuckerberg dijual pada tanggal 17 November dan 18 November 2016.

Penjualan itu sendiri, sebagaimana KompasTekno rangkum dari Forbes, Rabu (23/11/2016), mengikuti penjualan saham lainnya pada bulan Oktober 2016 lalu sebesar 190 juta dollar AS. Di bulan September 2016, Zuckerberg juga menjual saham sebesar 190 juta dollar AS untuk organisasi tersebut.

Komitmen hingga tiga tahun ke depan

Pada Desember 2015 lalu, Zuckerberg dan sang istri sudah membuat komitmen akan memberikan saham Facebook sebesar 99 persen untuk Zuckerberg Chan Initiative. Saham sebanyak itu diperkirakan bernilai 45 miliar dollar AS.

Semenjak itu, Zuckerberg berkomitmen untuk mentransfer saham yang bisa dijual hingga 1 miliar dollar AS (Rp 13 triliun) tiap tahunnya selama periode tiga tahun.

Baca: Zuckerberg Jual Saham Facebook Rp 1,25 Triliun untuk Amal

Meski merupakan lembaga sosial, Chan Zuckerberg Initiative bukanlah lembaga non-profit. Organisasi ini berbentuk perseroan terbatas dan ada transaksi jual beli saham di dalamnya.

Nah, uang yang dimiliki oleh lembaga tersebut berasal dari saham Facebook milik Zuckerberg yang dijual ini.

Beberapa orang memuji tindakan Zuckerberg, namun ada pula yang mencibirnya, karena Chan Zuckerberg Initiative masih memiliki unsur bisnis. Mereka curiga Zuckerberg menjadikan lembaga sosialnya sebagai tameng.

Salah satu tujuannya adalah untuk mempermulus upaya lobi Zuckerberg dengan para regulator, sehingga ia bisa lolos dari beberapa aturan bisnis. Facebook enggan berkomentar soal tudingan itu.

Tinggalkan komentar